Di dunia ini banyak sekali orang-orang soleh. Sungguh beruntung orang yang pernah mengambil manfaat dari mereka. Apabila kita sezaman dengan mereka maka kita harus berusaha mendekatinya dengan gemar menulis, membaca biografinya, dan mengirimkan Al-Fatehah kepadanya.
Di pagi hari Senin, 28 Mei 2012, selang empat hari meninggalnya KH Muslim Rifai Imampuro Karanganom Klaten, dunia pesantren dikejutkan dengan meninggalnya salah satu ulama yang dikenal nyentrik dan kharismatik, yakni mbah KH. Hambali Abu Sujak Ar-Ruslani. Beliau adalah Pengasuh Pondok Bodho “Al-Frustasi” Caruban Lasem Jawa Tengah. Ribuan pelayat dari kalangan kyai, santri dan pejabat dari berbagai kota berduyun-duyun untuk memberikan penghormatan terakhir. Beliau dimakamkan di lingkungan pesantren pukul 13.00 WIB dengan dilepas oleh Gus Qoyyum Lasem.
Suatu ketika di masa remajaku yang lumayan bengal, tanpa sengaja di sebuah warung makan aku bertemu dengan seorang kawan yang secara usia jauh di atas saya. Dia bercerita tentang figure Kyai Hambali yang belum aku kenal dan berniat mengajakku silaturahmi ke beliau. Sejak saat itulah aku jadi kenal dan semakin dekat dengan beliau dan putra putranya. Banyak kenangan indah dan unik yang pernah aku alami saat dimarahi dan di nasehati beliau. Bahkan tiga bulan sebelum Gus Dur wafatpun beliau dalam kondisi sakit stoke masih berpesan kepada saya.
Semasa hidupnya, beliau membimbing para santri-santrinya dengan penuh kesabaran, meskipun para santrinya berasal dari berbagai macam latar belakang. Dengan meninggalnya beliau, kepengurusan pesantren dilanjutkan oleh putra-putranya. Di kalangan masyarakat, beliau dikenal sebagai ulama yang nyentrik dengan penampilan yang sangat sederhana. Perkataan-perkataan yang diutarakan terkadang membingungkan atau sulit dipahami, karena berupa isyarat-isyarat. Tak jarang para tamu atau santri harus memecahkannya sendiri.
Pengakuan dari orang-orang yang mengenalnya, apa yang dikatakan beliau sebenarnya merupakan solusi atau sesuatu yang akan terjadi di masa datang. Itulah yang membuat orang-orang mengakui kekeramatan beliau. Terlepas dari itu, terdapat suatu keanehan yaitu beliau telah mempersiapkan makam untuk tempat peristirahatannya. Hal ini menambah keyakinan masyarakat bahwa beliau memang seorang wali (kekasih Allah).
Mbah Hambali begitu kami memanggilnya. Beliau masih keturunan dari Sunan Kalijogo. Perawakannya sedang, kecoklatan, dan berewokan mirip dengan Saddam Hussein mantan penguasa Irak, sekilas seperti galak tapi lembut hatinya. Bagi yang ingin sowan ke sana perbanyak sholawat dan Istighfar juga kirim Al-fatihah buat beliau, karena bila kita sedang ada masalah/keruwetan/hatinya dipenuhi kedengkian, maka tidak segan-segan beliau langsung bicara di depan orang banyak dengan maksud tarbiah menyadarkan. Tamu yang datang menggunakan bis, mobil, sepeda motor, dan sebagainya. Lokasinya di pinggir pantai yang memiliki sumber air tawar yang tidak dimiliki tetangga lainnya.
Di sana ada pondok pesantren yang menampung santri dari mana-mana yang mengalami stress, frustasi, putus cinta dan sebagainya. Pondoknya beliau beri nama Pondok Bodo Alfrustasi. Bila ada yang ingin nyantri di sana sama sekali tidak dipungut bayaran apapun..Berikut penuturannya : ” Maaf di sini tidak sombong dan tidak sesumbar. Di sini juga bukan pondok pesantren hanya pondok-pondokan. Siap menampung orang yang podo kesasar, dan podo buyar. Disamping menerima , menampung anak-anak yatim piatu, juga orang-orang yang kurang mampu, serta orang yang terbeku. Terus terang di sini tempat tak terhajar dan tak usah membawa bahan bakar . Asal siap ikhtiar dan Tawakal pada Tuhan Kang Maha Besar.”
Pengajiannya unik tidak mengaji kitab, tetapi ada yang ditempatkan di tambak ikan bandeng miliknya, dapur rumah, sebagai penerima tamu, dan tukang bangunan. Setiap malam Jum’at diadakan Tahlilan, ngaji Yassin, Sholat Taubat, dan sebagainya.
Ketika Gus Miek wafat, Kyai yang berputera banyak ini termasuk yang sangat sedih juga, dekat dengan Gus Dur sejak puluhan tahun yang lalu ini termasuk Kyai khowarikul ‘adah bicaranya tidak pernah secara harfiah/gamblang, namun selalu mengandung kinayah yang harus diterjemahkan secara bijaksana. Banyak cerita unik tentang beliau yang ketika sedang bepergian kehabisan bahan bakar, maka supirnya diminta berhenti di pinggir laut, seketika beliau masukkan air laut ke dalam tangki bensinnya, kemudian mobilnya jalan lagi. Sampai di rumah supirnya bercerita perihal abahnya kepada anak-anaknya, dan kemudian diikuti, dan apa yang terjadi, mobil bukannya jalan malahan mogok. Saya sendiripun pernah mengalami saat berkendara bersama beliau di jalanan rusak menuju jalan utama pantura dari rumah beliau, beliau berkata “cah nom bawa mobil kok alon alon” sepontan gas pun saya injek tanpa terasa kendaraan tidak bergoyang sama sekali meskipun lewat jalan yang rusak.
Pondok bangunan yang didirikan itu berkali-kali mengalami bongkar pasang diakibatkan masalah-masalah yang katanya ada seseorang yang menyumbang pondok tapi ga ikhlas, jadi dibongkar kembali.
Ada lagi kisah PSK yang diangkut dan dibawa ke kuburan dan di sana diperlihatkan siksa kubur, kemudian mereka bertobat.
Kyai yang gemar memberikan ijasah sholawat dan ziarah poro Wali yang sebelumnya kami tidak pernah tau, suatu saat mengasingkan diri dan shalat di pinggir pantai, ternyata yang menjadi makmumnya ikan-ikan di laut, cumi, udang, dan lain-lain..Subhannallah.
Betapa mulianya kiprah beliau di sana meminimalisasi kejahatan, pengangguran, melakukan upaya pemeliharaan anak-anak Yatim menjadi anak yang sholeh/ah. Semua dikerjakan tanpa bantuan pemerintah, sumber dananya swadaya melalui usaha tambak ikan dan garam yang banyak menghasilkan untuk kemaslahatan ummat.
Wallahu A’lam